يَوْمَ
لاَيَنفَعُ مَالٌ وَلاَبَنُونَ إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
(yaitu)
di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih1
Surat
Asy-Syu’ara 26 : 88-89
1 )Lihat Tafsir
Al Qur’anul Adhim, III/339. Ruhul Ma’ani, X/100. Al Qosimi, 13-14/25. Al Jami
liahkamil Qur’an, 13/114,. Ad-Durrul Mantsur, VI/307. Al Usus Fie Tafsir,
IX/3924. Taisir Ali Al Qodir, III/337 . Fathul Qodir, IV/132. Al Manar, III/75.
Al Baghowi, III/390. Ahkamul Qur’an, III/1436. Al Maraghi, 19-21/75.
Segala puji bagi Allah Ta’ala, sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in serta kepada siapa saja
yang mengikuti jejak mereka sampai hari Qiyamat. Barang siapa ingin selamat
dunia dan akhirat, hendaklah ia mengkaji, mengamalkan dan mendakwahkan Al Qur’an dan Sunnah Nabi sesuai
dengan kemampuannya.
Marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya hidup kita, sudah berapa banyak
tenaga dan harta yang kita korbankan di jalan Allah. Atau justru kita terjebak
dalam pengorbanan di jalan syetan. sedang
kita tidak sadar, naudzubillahi min dzalik. Karena pasti akan datang
suatu waktu, yang mana anak-keturunan
dibangga-banggakan, harta yang ditumpuk-tumpuk, yang membuat jadi
sombong ketika hidup di dunia, itu semua tidak ada manfaat dan berlaku lagi,
kecuali orang-orang yang menghadap kepada Allah dengan hati yang salim. Nabi
pernah mengingatkan bahwa yang akan mengikuti mayat ada tiga, 1. harta 2.
keluarga 3. amalanya. Akan kembali yang dua, harta dan keluarga, yang kekal
menemani dirinya hanya satu, yaitu amalnya saja. Maka siapa yang ingin
baik di akhirat, ketika di dunianya harus beramal yang baik yang berdasarkan
wahyu Allah.
Al Hasan dalam isnadnya berkata bahwa tidak ada satupun hari yang
dikeluarkan
oleh Allah kecuali ia berkata kepada para penghuninya, hai anak adam,
gunakanlah aku, karena aku khawatir tidak ada lagi setelah hari ini, malam
dan siang pun berkata seperti itu.
Ibnu Abiddunya lewat riwayat Malik bin Dinar, ia berkata : Nabi Isa AS. pernah
berkata, sungguh, siang dan malam adalah ibarat dua almari, maka lihatlah nanti
apa yang telah kalian lakukan di dalamnya. ( mau diisi dengan amal yang
sholih atau maksiat, semua akan tercatat.red )
Hasan Basri berkata : Hai anak Adam, hari adalah tamu, sedang tamu itu akhirnya
pergi juga dengan memberikan pujian kepadamu, atau malah mencelamu, begitu juga
dengan malam-mu.
Beberapa perkataan atau nasehat dari sahabat dan tabiin serta ahli
fiqih dari berbagai tafsir patut kita baca dan pelajari yang akan dimuat di
bawah ini. Allah Ta’ala sangat tegas
mengingatkan kaum muslimin bahwa harta
dan anak tidak akan bermanfaat lagi saat hari qiyamat, kecuali orang-orang yang
menghadap kepada Allah dengan hati yang salim. Banyak pengertian tentang qolbun
salim dengan uraian berikut ini :
·
Ibnu Katsir berkata : Harta seseorang tidak akan bisa menebus dirinya dari adzab
Allah, meskipun harta tersebut berupa emas sebesar bumi, anak keturunanya juga
tidak akan bisa menebus pula. Saat hari qiyamat, harta dan anak keturunan tidak
akan berguna sama sekali, yang berguna saat itu hanyalah iman, ikhlas dan bebas
dari kemusyrikan. Qolbun salim adalah hati yang selamat dari kotoran dan
kemusyrikan.
·
Al-Alusi dalam Ruhul Ma’ani berkata : saat hari qiyamat, tidak ada gunanya lagi
keindahan dunia dan seisinya, yang berbentuk harta dan anak keturunan, karena
keduanya merupakan hiasan dan kebaikan
besar, kecuali orang-orang yang terbebas dari keyakinan yang sesat, yang
condong kepada syahwat dunia dengan segala kelezatannya, kemudian banyak
beramal saleh, itulah tanda sehatnya hati, yang nampak pengaruhnya pada anggota
badannya.
·
Ibnu Abbas berkata : hati yang salim adalah hati yang bersaksi bahwa tidak ada
Ilah kecuali Allah
·
Said bin Musayyab berkata : hati yang salim adalah hati yang sehat, yaitu hatinya orang
beriman, karena hati orang kafir dan munafiq adalah sakit
·
Abu Utsman As-Sayyari berkata : hati yang salim adalah hati yang terbebas
dari bid’ah dan komit terhadap sunnah
·
Al Hasan berkata : hati yang salim adalah hati yang selamat dari malapetaka harta
benda dan anak keturunan
·
Al Junaid berkata : hati yang salim adalah hati yang kritis dan jeli terhadap
sesuatu
·
Adh Dhohak berkata : hati yang salim adalah hati yang ikhlas
·
Muhammad bin Sirin berkata : hati yang salim adalah hati yang mengerti bahwa Allah adalah
HAQ, meyakini bahwa kiamat akan terjadi dan Allah akan membangkitkan
orang-orang yang berada di kubur
·
Sofyan
berkata : hati yang salim adalah hati yang di dalamnya tidak ada sesuatu
kecuali iman kepada Allah.
TADZKIROH KEPADA DIRI DAN KELUARGA :
· Kita selalu mohon kepada Allah agar diberi pemahaman
ajaran Islam yang murni, menurut pemahaman As-Salaf Ash Sholih, karena
merekalah yang lebih faham daripada kita. Dan tentunya ini adalah lewat usaha
membaca, mendengarkan atau berdiskusi dengan kawan atau sanak saudara, kini
saatnya kita tinggalkan jauh-jauh pemahaman ajaran Islam menurut selera hawa
nafsu kita.
· Insya Allah kita tidak lupa bahwa harta yang melimpah
dan beberapa anak keturunan yang kita miliki, itu adalah amanah dari Allah.
Sehingga harus diatur dengan aturan-Nya, bukan dengan hawa nafsu kita. Kita
sadar, itu semua tidak patut kita bangga-banggakan, karena di hari Qiyamat
semua itu tidak ada gunanya. Yang berguna adalah orang yang menghadap kepada
Allah SWT. dengan bekal Qolbun
Salim ketika di dunianya.
· Semoga diri kita, keluarga dan sanak saudara serta
kaum muslimin yang konsisten kepada
ajaran Islam yang murni, termasuk hamba-hamba Allah yang berhati
salim, Amien.
Sumber & Bahan Acuan :
1. Tafsir Ad-Durrul Mansyur Fit Tafsir Al Ma'tsur, Imam
Suyuthi.
2. Tafsir Jami'ul Bayan Fi Tafsiril Qur'an, Ath
Thobari.
3. Tafsir Al Jami' Liahkamil Qur'an, Al
Qurthubi.
4. Tafsir Al Qur'anul Adhim, Abul
Fida' Ismail Ibnu Katsir.
5. Tafsir Al Maroghi, Ahmad Musthofa Al
Maroghi
6. Tafsir Al Qosimi, Muhammad Jamaluddin Al
Qosimi
7. Tafsir Fathul Qodir, Al Imam Asy-Syaukani
8. Al Asas Fie Tafsir, Said Hawa
9. Taisir Aly Al Qodir Li-ikhtishor Tafsir Ibnu
Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifai
10. Tafsir Alkamul Qur'an, Abu
Bakar Muhammad bin Abdullah Alma'ruf Ibnul Aroby
- Wallahu A'lam Bish Showab -
0 Response to "HARTA DAN ANAK TIDAK BERGUNA LAGI"
Posting Komentar