Adian Husaini MA

Lahir : 17 Desember 1965 di Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia,  .  Pendidikan : -   Madrasah Diniyah Nurul Ilmi Bojonegoro (1971-1977),  -   Pondok Pesantren Ar Rasyid Kendal Bojonegoro (1981-1984),  -   Pondok Pesantren Ulil Albab Bogor (1988-1989),  -   dan Lembaga Pendidikan Bahasa Arab, LIPIA Jakarta (1988).  -   Gelar Master dalam bidang Hubungan Internasional diperoleh dari Pasca Sarjana Program Hubungan Internasional Universitas Jayabaya Jakarta, dengan tesis berjudul PRAGMATISME POLITIK LUAR NEGERI ISRAEL.  -   Saat ini sedang menempuh pendidikan program Ph.D. di Institute of Islamic Thought and Civilization—International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM).  Aktiviti ilmiah dan organisasi : -   peneliti di Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) Jakarta, -   peneliti di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSIST), -   Staf di Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (PKTTI-UI) Jakarta.  -   Menjabat sebagai Sekjen Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam/KISDI, Sekjen Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina-Majelis Ulama Indonesia (KISP-MUI), dan Anggota Komisi Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI).  -   Pernah menjadi wartawan di Harian Berita Buana Jakarta, Harian Republika Jakarta, dan -   analis berita di Radio Muslim FM Jakarta,  -   Serta dosen Jurnalistik dan pemikiran Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor dan Pesantren Tinggi (Ma’had ‘Aly) Husnayain Jakarta  Pemikiran Dalam bukunya yang berjudul WAJAH PERADABAN BARAT yang diterbitkan oleh GIP, Adian menyebutkan    bahwa Upaya untuk memusuhi dan menghancurkan Islam sangat di lancarkan oleh orang-orang non muslim,hal ini tampak setelah kekalahan kaum kristen pada perang salib,mereka sangat menaruh dendam pada umat Islam.Semenjak saat itu mereka menyadari bahwa umat Islam tidak bisa dikalahkan dengan kekuatan.akan tetapi bisa dikalahkan dengan cara yang lain yaitu menghancurkan Islam dari dalam.ternyata hal ini menunai hasil yang sangat baik.Mereka bisa menghasilkan tokoh-tokoh yang notabenenya Islam namun sebenarnya sangat merugikan Islam , mencuci pemikiran  kaum muslimin dengan pemahaman barat serta menjadikan mereka tempat bertanya tentang agama ini atau lebih kita kenal dengan sebutan ulama.Mengkristenkan kaum Muslim memang tidak mudah. Akan tetapi, yang menjadi target misionaris ialah: menghancurkan Islam dengan tikaman dari dalam, menimbulkan keraguan terhadap Islam dan hukum-hukumnya, memalingkan umat Islam dari jalan Allah, dan menjauhkan kaum Muslim dari Islam. Di masa klasik dulu, seorang misonaris legendaris Henry Martyn,  menyatakan, “Saya datang menemui umat Islam, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan pasukan tapi dengan akal sehat, tidak dengan kebencian tapi dengan cinta.” Ia berpendapat, bahwa Perang Salib telah gagal. Karena itu, untuk “menaklukkan” dunia Islam, dia mengajukan resep: gunakan “kata, logika, dan cinta”. Bukan kekuatan senjata atau kekerasan. Misionaris lainnya, Raymond Lull, juga menyatakan hal senada, “Kulihat banyak ksatria pergi ke Tanah Suci di seberang lautan; dan kupikir mereka akan merebutnya dengan kekuatan senjata; tapi akhirnya semua hancur sebelum mereka mendapatkan apa yang tadinya ingin mereka. Bagi para misionaris Kristen ini, mengkristenkan kaum Muslim adalah satu keharusan. Jika tidak, maka dunia pun akan diislamkan. Dalam laporan tentang “Centenary Conference on the Protestant Missions of the World” di London tahun 1888, tercatat ucapan Dr. George F. Post, “Kita harus menghadapi Pan-Islamisme dengan Pan-Evangelisme. Ini pertarungan hidup dan mati.” Selanjutnya, dia berpidato: “..kita harus masuk ke Arabia; kita harus masuk ke Sudan; kita harus masuk ke Asia Tengah; dan kita harus meng-Kristenkan orang-orang ini atau mereka akan berbaris melewati gurun-gurun pasir mereka, dan mereka akan menyapu seperti api yang melahap ke-Kristenan kita dan menghancurkannya. Ringkasnya, misionaris ini menyatakan: Kristenkan orang Islam, atau mereka akan mengganyang Kristen. Kekuatan “kata” dan “kasih” terbukti ampuh dalam sejarah dalam menggulung kekuatan-kekuatan Islam, yang biasanya disimbolkan dengan ungkapan-ungkapan tidak simpatik, seperti “ortodoks”, “beku". Pluralisme Agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga. Dengan dasar ini Adian Husaini banyak mengkaji permasalahan-permasalahan barat dan masalah pluralisme serta liberalisme dengan tujuan untuk mengcounter pemikiran mereka yang sudah banyak merasuki umat islam, hal ini bisa di lihat pada tulisan-tulisan beliau yang banyak diterbitkan baik dalam bentuk buku cetakan, artikel, makalah-makalah yang banyak disebarkan melalui media internet maupun ketika beliau menjadi pembicara pada seminar-seminar yang membahas tentang pemikiran dan peradaban barat. Pemikiran barat yang merasuki umat islam sudah tampak sangat jelas, sebagai contoh yang terjadi di beberapa universitas di Indonesia, misalnya Hermeneutika kini sudah menjadi kurikulum resmi di UIN/IAIN/STAIN seluruh Indonesia. Bahkan oleh perguruan tinggi Islam dinusantara ini hermeneutika makin digemari. Terhadap Al-Hadits tetap harus ada kritik terhadap perawi-perawi hadits, kritik terhadap hadits-hadits mutawatir, bahkan terhadap ideologi Islam. Menurut Zuly Qadir bahwa yang menjadi salah satu kunci dari penafsiran agama adalah tidak ada tafsir dan pemahaman absolut terhadap agama. Dalam menyikapi perbedaan, Islam Liberal tidak menjustifikasi benar atau salah.” Berita-berita itu dari sudut jurnalistik memang menarik – dalam arti, mudah menarik minat pembaca untuk mengikutinya. Namun, disamping berita-berita seputar perkembangan sosial, politik dalam negeri, dan politik internasional, ada berita-berita dan tulisan-tulisan yang sebenarnya sangat perlu mendapatkan perhatian serius dan terus-menerus oleh kaum Muslimin di Indonesia adalah berita-berita dan artikel-artikel yang muncul si website Jaringan Islam Liberal (JIL). Mengapa?  Sebab: Pertama, berita-berita dan artikel-artikel itu disiarkan secara luas oleh berbagai media massa. Selain melalui jaringan Koran Jawa Pos di berbagai daerah, berita-berita di website ini juga disiarkan melalui jaringan radio satelit Kantor Berita Radio 68H, yang kini dipancarteruskan oleh radio :  •   Emsa 91,45 FM Bandung •   Anisa Tritama 92, 15 FM Garut •   FM Merak 93,55 FM Banten •   Unisi 104,75 Jogyakarta •   TOP 89,7 FM Semarang  •   PAS 101,2 Pati  •   Elviktor 94,6 FM Surabaya  •   Sonya 106,5 FM Medan  •   Suara Andalas 103 FM Lampung •   Gema Hikmah Ternate •   103 FM Maluku Utara •   Suara Selebes 100,2 FM Gorontalo •   SPFM 103,7 FM Makassar, Ujung Pandang •   Nusantara Antik 105,8 FM Banjarmasin  •   Mandalika 684 AM Lombok •   DMS 100,9 FM Ambon, Maluku •   Volare 103 FM Pontianak •   Bulava 100,2 FM Poso  •   Elbayu 954 AM Gresik, Jawa Timur •   Suara Padang 102,3 FM Sumatera Barat  Daftar radio ini terus diusahakan untuk bertembah lagi.   Kedua, berita dan artikel itu ditulis dan diucapkan oleh orang-orang yang memiliki otoritas, baik secara kelembagaan Islam maupun kepakaran atau latar belakang pendidikan. Dalam situasi pertarungan opini secara bebas, maka kedua factor tersebut memegang peranan penting untuk “memenangkan” pertarungan opini di Indonesia. Opini akan membentuk image, dan jika image itu ditanamkan secara terus menerus, maka akan membentuk satu persepsi di tengah masyarakat.  Adian Husaini ketika di tanya tentang jihad hari ini, beliau menjawab bahwa jihad ada 2 macam secara lughowi dan secara syari. Adapun jihad secara lughowi bisa dilakukan dengan lesan, hal ini pulalah yang mendasari beliau untuk jihad secara lughowi melawan orang-orang barat yang menghancurkan islam lewat perang pemikiran yang juga disebut dengan Ghozwu al fikr, dengan keilmuan dan spesialisasi  beliau tentang pemikiran dan paradaban barat, beliau berusaha untuk terus meluruskan pemikiran islam secara benar yang sesuai dengan pemikiran kaum salafush sholih yang berdasarkan Alqur'an dan hadist Rosulullah. Sedangakan jihad secara syar'i, beliau berpendapat bahwa maksud Qital yang terdapat dalam ayat al qur'an adalah total war artinya kita harus mencurahkan segala kemampuan dan kekuatan yang kita miliki untuk menghadapi kaum kafir yang berusaha menghancurkan umat islam.  Kata beliau, kalau orang barat melancarkan serangan berupa perang pemikiran, maka kita juga harus melawan mereka dengan pemikiran kita, tapi kalau mereka melancarkan perang dengan fisik, maka kita harus menghadapi mereka dengan fisik juga.  Karya-karya :  1.   PRAGMATISME POLITIK LUAR NEGERI ISRAEL. Penerbit Khoirul Bayan 2.   WAJAH PERADABAN BARAT penerbit GIP                    

0 Response to "Adian Husaini MA"

Posting Komentar

PPI Darur Robbani